Kamis, 20 Desember 2012

Optimasi Query dan Query Lanjutan


Kali ini saya akan memosting materi tentang apa yang telah saya peroleh pada perkuliahan Sistem Basis Data tentang Optimasi Query dan Query lanjutan.

Data yang tersimpan dalam database semakin lama akan semakin besar ukuran atau volumenya. Apabila tidak didukung dengan pengaksesan yang memadai maka akan mempengaruhi lambatnya kinerja suatu database.

Optimasi pada Perintah SQL
Optimasi dan perintah SQL sangatlah dibutuhkan karena fungsinya sangatlah besar dalam pengelolaan database. Untuk menampilkan hasil query dibutuhkan pencarian yang melibatkan struktur fisik penyimpanan data. Inti dari optimais query adalah meminimalisir jalur pencarian untuk menemukan data yang disimpan dalam lokasi fisik.
Index digunakan untuk meningkatkan keepatan akses data pada database. Pada saat query dijalankan maka index aka mencari data dan menentukan nilai ROWID yang membantu menemukan lokasi data secara fisik di disk.
Contoh, misalkan digunakan index yang melibatkan tiga buah kolom yang mengurutkan kolom menurut kota., provinsi dan kode pos dari table karyawan, sebagai berikut:
CREATE INDEX idx_kota_prov_kodepos
ON karyawan(kota, provinsi, kode_pos)
TABLESPACE INDX;
Kemudian user melakukan query sebagai berikut:
SELECT * FROM karyawan WHERE provinsi=”Jawa Barat”;
Pada saat melakukan query ini, index tidak akan digunakan karena kolom pertama (kota) tidak digunakan dalam klausa WHERE.  Jika user sering melakukan query ini, maka kolom index harus diurutkan menurut provinsi.
Contoh SQL perintah SQLnya sebagai berikut:
SELECT * FROM karyawan
WHERE id BETWEEN 1010 AND 2010;
Apabila kita ingin membuat table lain yang memiliki urutan yang berbeda dari tabel asal, maka perintah SQLnya sebagai berikut:
CREATE TABLE karyawan_urut
AS SELECT * FROM karyawan ORDER by id;
Maksud dari  SQL di atas yaitu bahwa tabel karyawan_urut berisi data yang sama dengan tabel karyawan hanya datanya terurut berdasarkan kolom id.

Perencanaan Eksekusi
Cara melihat jalur akses yang akan digunakan database saat melakukan query yaitu menggunakan perintah explain plan, yang aka member informasi tentang rencana eksekusi dari suatu query. Informasi ini disimpan dalam tabel PLAN_TABLE yang terdapat di schema user yang mengeksekusi perintah tersebut.
Faktor Lain yang Berpengaruh Terhadap Kecepatan Akses Data
Faktor lain yang berpangaruh diantaranya yaitu optimasi aplikasi dan penggunaan cluster dan index. Hal yang akan dibahas dalam optimasi query berikut ini tidak melibatkan penggunaan komponen yang ada dalam arsitektur database engine.

Berikut penjelasan tentang Query Lanjutan
Tabel yang digunakan Pada Pembahasan
Bagian ini menjelaskan mengenari tabel yang digunakan pada pembahasan selanjutnya>
disini kita menggunakan 3 buah tabel untuk masing-masing struktur

Sub Query
Sub Query adalah statement SELECT yang dilampirkan sebagai klausa dalam SQL statement yang lain. Berikut contoh peritah sub Query pada SQL:
SELECT select_list
FROM  table
WHERE expr operator (SELECT select_list FROM table);

Penggunaan SubQuery
Subquery mengembalikan nilai ke main query. Subquery digunakan untuk menyelesaikan persoalan dimana terdapat suatu nilai yang tidak diketahui. Berikut contoh penggunaan subQuery:
SELECT last_name FROM employees WHERE salary >
SELECT salary FROM employees WHERE employee_id=149);
Pembandingan Kolom
Pembandingan kolom dalam subquery banyak kolom dapat berupa:
-          Pembandingan berpasangan
-          Pembandingan tidak Berpasangan

Korelasi SubQuery
Digunakan untuk pemrosesan baris per baris. Tiap-tiap subquery dijalankan sekali untuk setiap baris dari outer query.


Sabtu, 24 November 2012

Dependency dan Normalisasi


Dependency dan Normalisasi
Materi yang telah saya peroleh yaitu tentang Dependency dan Normalisasi. Oke langsung aja ini pembahasannya
Functional Dependency
Functional Dependency (FD) merupakan ketergantungan yang terjadi antara atribut-atibut pada suatu entiti.
Notasi dari FD yaitu: A –> B, maksudnya yaitu atribut B tergantung pada atribut A.
Salah satu contohnya yaitu:
KodeMK –> NamaMK (artinya atribut NamaMK tergantung pada atribut KodeMK)
Macam-macam Dependency:
1. Full Dependency
Merupakan suatu ketergantungan dimana terdapat atribut A dan atribut B dalam satu relasi.
Contoh:
NIM –> Nilai (artinya yaitu Nilai tergantung pada atribut NIM)
dari contoh di atas Dapat disimpulkan bahwa 1 atribut menetukan pada 1 atribut
2. Partially Dependency
Yaitu suatu functional Dependency yang mana beberapa atribut pada A dapat dihilangkan tetapi ketergantunga terhadap atribut B masih dapat dipertahankan.
Contoh: NIM, nama –> idRuang (artinya idRuang tergantung pada NIM dan nama)
sehingga apabila nama dihilangkan, NIM masih terdapat ketergantungan dengan idRuang.
3. Transitive Dependency
Merupakan salah satu functional dependency dimana keterhubungan anatara A,B,C saling berkaitan. Transitive Dependency dapat dinotasikan A –> B dan B –> C, sehingga apabila kita ingin mengaitkan A –> C maka membutuhkan relasi dari B.
Contoh:
Id_Pelanggan –> {Nama, Salesman, Area}
Salesman –> Area
Normalisasi
Merupakan suatu teknik untuk menghasilkan sekumpulan relasi dengan sifat-sifat yang diinginkan.
Hal-hal yang menjadi dasar acuan dalam proses normalisasi adalah tujuan pembentukan basis data, diantanya harus menghilangkan hal-hal berikut:
a. pengulangan informasi
b. potensi inkosistensi data pada operasi update
c. hindari atribut yang tidak perlu disimpan
d. tersembunyinya informasi tertentu.
Ada beberapa langkah normalisasi diantaranya yaitu: Bentuk 1NF, 2NF, 3NF,BCNF, 4NF dan 5NF.
Namun pada postingan kali ini saya hanya akan mencoba menjelaskan sampai langkah 3NF saja.
1. 1NF
Merupakan sebuah relasi dimana setiap irisan antara baris dan kolom berisikan satu dan hanya satu nilai.
Cara unttuk UNF ke 1NF:
- Tunjuk satu atau sekumpulan atribut sebagai kunci untuk tabel unnormalizied.
- Identifikasi grup yang berulang dalam tabel unnormalized yang berulang untuk kunci atribut
- Hapus grup yang berulang dengan cara memasukkan data yang semestinya ke dalam kolom yang kosong pada baris yang berisikan data yang berulang atau dengan cara menggantikan data yang ada dengan copy dari kunci atribut yang sesungguhnya  ke dalam relasi terpisah.
2. 2NF
Merupakan sebuah relasi dalam 1NF dan setiap atribut non-primary-key bersifat fully functionally dependent pada primary key.
Langkah perubahan dari 1NF ke 2NF yaitu:
- Mengidentifikasi primary key untuk relasi 1NF.
- Mengidentifikasi functional dependency dalam relasi.
- Jika terdapat partial dependency terhadap primary key, maka hapus dengan menempatkannya dalam relasi yang baru bersama dengan salinan determinannya.
3. 3NF
Merupakan sebuah relasi dalam 1NF dan 2NF dimana tidak terdapat atribut non-primary-key attribute yang bersifat transitive dependent pada primary key.
Langkah-langkah perubahan dari 2NF ke 3NF:
- Mengidentifikasi primary key dalam relasi 2NF.
- Mengidentifikasi functional dependency dalam relasi.
- Jika terdapat transitive dependency terhadap primary key, hapus dengan menempatkannya dalam relasi yang baru bersama dengan salinan determinannya.